Rabu, 25 Desember 2019

TRANSPLANTSI TERUMBU KARANG LANGKAH KECIL MELINDUNGI LAUTAN

TRANSPLANTSI TERUMBU KARANG
LANGKAH KECIL MELINDUNGI LAUTAN


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan laut yang lebih luas dari daratan sehingga disebut negara Maritim, yaitu sekitar 7,81 juta km². Luasnya wilayah laut indonesia tentunya menjadikan. Indonesia memiliki sebaran terumbu karang yang luas dan beragam pula. Terumbu karang tak hanya berdiri sendiri namun terjadi timbal balik antara terumbu karang dengan komponen abiotik atau lingkungan laut tempatnya hidup. Selain itu,terumbu karang juga bersimbiosis dengan mahluk hidup atau biota laut lainnya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ekosistem terumbu karang  memiliki produktivitas dan keragaman hayati ( biodiversity ) yang tinggi baik jenis ikan maupun non-ikan (invertebrata).  



Gambar 1.1 Ekosistem Terumbu Karang di pantai Sandro Pole
Manfaat dan Fungsi dari Ekosistem Terumbu Karang
a)      Fishing Ground atau merupakan daerah pemancingan ikan, dimana terumbu karang menjadi tempat hidup ikan karang yang memiliki ukuran yang beragam dengan pergerakan yang tidak secepat atau seaktif ikan laut lepas sehingga menjadi daerah yang ideal untuk memancing ikan.
b)      Nursery Ground atau daerah pemeliharaan dan penjagaan bagi telur-telur ikan yang diletakkan di dalamnya, dan ikan-ikan kecil dari predator ukuran besar yang tidak dapat masuk ke sela-sela terumbu karang tersebut.
c)      Daya tarik wisata bahari
d)     Sebagai pelindung pantai dari abrasi dan gempuran ombak sehingga tidak mengikis garis pantai (Damanhuri,2003)
Walau dengan banyaknya manfaat yang dimiliki terumbu karang maka banyak pula ancaman yang menghadapi ekosistem terumbu karang terutama dari manusia sebagai kontributor terbesar dalam kerusakan terumbu karang seperti pencemaran, menggunakan racun dan bom saat menangkap ikan, juga pariwisata bahari.                 
  Keindahan ekosistem terumbu karang sangat memikat hati para pecinta keindahan dari seluruh dunia tentunya, banyak orang yang sangat tertarik keindahan terumbu karang namun sadar atau tidak sadar, mereka telah merusak keindahan alam tersebut, orang-orang awam atau penyelam yang belum handal yang menginjak terumbi karang secara langsung telah merukan ekosistem terumbu karang itu sendiri. Kapal-kapal yang mengantar para turis atau penyelam kadang pula melepas jangkarnya di sembarang tempat hingga menyebabkan karang yang terkena jangkar tersebut rusak.
Sadarkah kita, bahwa satu langkah kecil yang kita lakukan saat ini dapat mempengaruhi suatu kehidupan puluhan tahun ke depan?  Tentunya kita tidak mau di cap dalam sejarah hidup sebagai seorang perusak ekosistem. Oleh karena itu, lakukanlah suatu tindakan yang dapat menyelamatkan ekosistem ini dan jadilah seseorang  yang memperbaiki bukan merusak.   Seperti transplantasi terumbu karang yang di lakukan Mahasiswa-mahasiswa dari Fakultas Bioteknologi , Universitas Teknologi Sumbawa. Kegiatan tersebut merupakan kuliah Lapangan yang dirangkaikan dengan kegiatan memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari Minggu, 28 Oktober 2018.


Transplantasi terumbu karang sendiri merupakan suatu teknik rehabilitasi terumbu karang untuk menjaga kelestarian terumbu karang, salah satu metode yang dilakukan adalah dengan pencangkokan terumbu karang. Proses ini diawali dengan memotong terumbu karang dari indukan terumbu karang yang masih hidup secara hati-hati untuk kemudian potongan terumbu karang tersebut diletakkan dan diikat pada media cetakan semen sebagai menggati batu untuk tempat menempelnya terumbu karang agar tidak terseret arus. Kemudian media dan terumbu karang dipindahkan dan ditumbuhkan pada daerah dengan jumlah terumbu karang yang rendah.

Didampingi Bapak Izzul Islam,S.Pi. M.Eng. dan berlokasi di Pantai Ai Lemak, kegiatan yang dilakukan oleh kurang lebih 100 mahasiswa Bioteknologi ini diharapkan dapat menjadikan ekosistem terumbu karang dipantai tersebut terjaga kelestariannya, dan dengan persebaran terumbu karang yang merata, serta meningkatkan biodiversitasnya. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi contoh untuk seluruh pemuda untuk menjaga lautnya dan ikut serta dalam pemeliharaannya.

Referensi
Djufri. 2016. Potensi Padang Rumput (Grasland) Sebagai Peluang Usaha Prospektif Belum Dimanfaatkan Secara Optimal. Prosiding Seminar Nasional Biotik. Hal.6-7.
Kambey, A. D. 2014. Kondisi Terumbu Karang Pulau Bunaken  Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax. Vol. 2. No. 1. Hal. 20-25.
Rositasari R. 1998. Aspek Geologi dan Sejarah Terbentuknya Terumbu Karang. Jurnal Oseana. Vol. 23. No. 3 & 4. Hal. 1-9.
Ruswahyuni., Purnomo, P. W. 2009.  Kondisi Terumbu Karang di Kepulauan Seribu dalam Kaitan dengan Gradasi Kualitas Perairan. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol. 1. No. 1. Hal. 93.
Anwar, V. H., Zakaria, I. J., afrizal, S. 2014. Komposisi dan Struktur Komunitas Karang (Scleractinia) di Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Pantai Nirwana Padang. Jurnal Biologi Universitas Andalas. Vol. 3. No. 1. Hal. 20-27. 

KELIMPAHAN, SEBARAN DAN HABITAT RUMPUT LAUT BERKHASIAT SEBAGAI OBAT


KELIMPAHAN, SEBARAN DAN HABITAT RUMPUT LAUT BERKHASIAT SEBAGAI OBAT

Dari berbagai jenis rumput laut yang terdapat di seluruh dunia yang berkhasiat sebagai obat, ternyata beberapa marga di antaranya merupakan marga yang terdapat umum tumbuh dan tersebar luas di perairan laut Indonesia. Marga-marga tersebut antara lain adalah Acanthophora, Gracilaria, Gelidium, Hypnea, Sargassum, Codium, Halimeda dan Ulva. Rumput laut tersebut umumnya tumbuh menempel pada batu di perairan pantai pasang-surut termasuk di daerah terumbu karang, kecuali Codium dan Caulerpa yang dapat tumbuh pula pada beberapa substrat selain batu misalnya pasir dan lumpur di daerah yang agak terlindung. Stylophora yang diinformasikan sebagai obat penyakit jantung terdapat pula di peraiaran laut Indonesia niisalnya di Kepulauan Seribu. Sementara itu Ulva yang berkhasiat untuk obat darah tinggi dapat dijumpai di Bali dan di Cilurah. Pertumbuhan Stylophora tersebut umumnya sebagai "tumbuhan bawah" di daerah Sargassum, sedangkan Ulva selain tumbuh menempel pada batu sebagai penempel pada rumput laut lainnya.
Karena Ulva umumnya memiliki thaflus yang berupa lembaran tipis dan kurang kuat menempel pada substratnya maka ia sering dijumpai terdampar di pantai. Kelimpahan beberapa jenis rumput laut tersebut di atas menurut kepadatan biomassanya. Biomassa pada rumput laut berkaitan erat dengan sifat substansi thallinya. Jenis-jenis yang niempunyai substansi thallus agak padat dan keras seperti pada Halimeda dan Gracilaria, umumnya niempunyai kepadatan biomassa yang tinggi dibandingkan dengan jenis-jenis yang thallinya bersifat ringan dan lunak seperti pada Hypnea, Ulva dan Dictyota yang umumnya berkepadatan biomassa rendah walaupun kelimpahan individunya tinggi (Atmadja, 1985).
Algae bentik yang berukuran makro yang di Indonesia biasa disebut rumput laut, pemanfaatannya sebagai bahan makanan dan industri sudah banyak dilakukan di Indonesia. Beberapa jenis penghasil agar seperti Gracilaria spp. dan Gelidium spp. dan penghasil karaginan yaitu Eucheuma spp. telah banyak diproduksi di Indonesia baik dari sediaan alami maupun dari budidaya. Produksi rumput laut tersebut dewasa ini kebanyakan dipergunakan untuk bahan baku industri agar dalam negeri dan untuk bahan dagangan ekspor. Sebagian kecil produksi rumput laut yang lainnya antara lain Hypnea spp.,  Caulerpa  spp. dan Ulva spp. dipergunakan   sebagai  bahan  makanan manusia dan ternak secara lokal. Beberapa jenis rumput laut dari berbagai marga telah diketahui berkhasiat sebagai obat. Sebagian besar di antaranya terdapat di Indonesia. Di Indonesia sendiri sebenarnya pemanfaatan rumput laut sebagai obat, telah terungkap sejak lama. Beberapa jenis rumput laut di Indonesia yang dapat dipergunakan sebagai obat. Namun karena penelitian, pengolahan dan minat ke arah itu belum berkembang di Indonesia, maka pemanfaatannya sampai saat ini masih sangat terbatas.
Rumput laut dari jenis-jenis Acanthophora spicifera, Padina spp. dan Hypnea spp, selain dapat tumbuh di dasar perairan, dapat juga tunibuh sebagai penempel pada benda-benda lain di laut misalnya pada tiang-tiang kayu, bambu dan beton. Dengan demikian menunjukkan bahwa" runiput laut tersebut niempunyai daya penyebaran spora yang luas dengan daya tahan hidup yang tinggi serta daya lekat yang kuat dan cepat pada berbagai substrat sehingga mudah tumbuh dengan berlimpah. Hal ini akan mempermudah dalam perolehan produksi dan pengembangannya apabila suatu saat dibutuhkan. Sebaliknya untuk rumput laut jenis lain seperti Gracilaria, Gelidium, Sargassum, Halimeda, dan Caulerpa jarang dijumpai sebagai penempel. Untuk pengembangan produksinya apabila rumput laut jenis tersebut dibutuhkan dalam jumlah besar, tentunya harus diupayakan melalui budidaya dengan teknik-teknik tertentu. Misalnya untuk Gracilaria dapat ditanam dengan sistem rakit apung dan lepas dasar di perairan pantai dan tambak. Kecepatan tumbuh berat rata-rata hariannya dapat mencapai 4% di perairan pantai atau goba (lagoon) dan 3% di perairan tanibak (Sulistijo 1985).

RUMPUT LAUT SEBAGAI OBAT


RUMPUT LAUT SEBAGAI OBAT

Indonesia termasuk negara yang memiliki keanekaragaman jenis rumput laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain. Namun, dari kekayaan keragaman rumput laut tersubut, hanya sebagian kecil yang telah diteliti potensinya sebagai obat. Padahal menurut Soegiarto et al. (1978) n beberapa jenis rumput laut yang berkhasiat sebagai obat alami yang efektif dimana kurang lebih 20 genus yang telah diketahui terdapat di Indonesia terdaftar sebagai sumber obat-obatan dan bernilai ekonomis.

Beberapa genus dari rumput laut tersebut yang disebutkan sebagai obat untuk meningkatkan kesuburan, anti tumor, penyakit jantung dan menurunkan darah tinggi yaitu genus Acanthophora, Hypnea, Dictyopteris, Sargassum, Stylophora dan Ulva adalah terdapat juga di Indonesia. Acanthophora spicifera, mengandung ekstrak "petroleum-ether" dan khloroform. Dari kedua ekstrak tersebut dapat diisolir senyawa kimia; sterol, kolesterol, asam lemak, stearik, palmitik, behemik (C22), asam arakhidik (C2O) dan methyl palmitat. Disebutkan juga bahwa rumput laut jenis ini mempunyai kemampuan aktivitas anti mikroba "in vitro" terhadap S. aureus, C. albicans dan M. Smegmates. Beberapa jenis dari algae merah mengandung sterol dalam bentuk ergosterol, desmosterol, cholesterol, campesterol dan enol. Rumput laut tersebut umumnya mengandung cholesterol dengan kadar sterol yang bervariasi. Kandungan desmosterol Rhodymenia palmata misalnya berkisar antara 30,6 - 97,2 % dari total sterol dan ini tergantung musim.

Minggu, 22 Desember 2019

Kandungan Rumput Laut


Kandungan Rumput Laut 

Rumput laut mengandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif. Vitamin yang terkandung dalam rumput laut antara lain vitamin D, K, Karotenoid (Prekursor vitamin A), vitamin B kompleks, dan tokoferol. Kandungan kimia ini sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor musim, lokasi geografi tempat tumbuh, jenis spesies, umur panen, kondisi lingkungan. 

Polisakarida yang terkandung di dalam rumput laut memiliki tiga fungsi penting yaitu sebagai struktur penyusun dinding sel untuk memberi kekuatan mekanik yang bersifat tidak larut air, sebagai sumber cadangan makanan dan sebagai pengikat yang berfungsi untuk pelindung antar sel. Rumput laut juga mengandung berbagai macam zat dan bahan yang berguna dalam berbagai industri. Zat-zat dan bahan tersebut adalah sebagai berikut : 


1. Algin adalah bahan yang dikandung oleh Phaepophyceae yang sangat dikenal dalam dunia industri dan perdagangan, karena banyak manfaatnya. Dalam dunia industri, algin berbentuk asam alginik (Alginic acid) atau alginate.


2. Agar-agar merupakan senyawa ester asam sulfat dari senyawa galaktan, tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas dengan membentuk gel. 


3. Karaginan merupakan polisakarida yang diekstraksi dari rumput laut merah jenis Chondrus, Eucheuma, Gigartina, Hypnea, Iradea, dan Phyllophora. Karaginan dibedakan dengan agar-agar berdasarkan kandungan sulfatnya. Karaginan mengandung minimal 18% sulfat, sedangkan agar-agar hanya mengandung 3,4% sulfat. Rumput laut merah memiliki keunggulan dibandingkan dengan rumput laut yang lainnya yaitu banyak mengandung senyawa bioaktif turunan dari oksidasi asam lemak yang disebut Ocylipin. Senyawa turunan ini berasal dari turunan Sesquiterpene, terutama dari golongan Laurencia chondrioides. 

Pigmentasi


   Pigmentasi
Kandungan pigmen menjadi kriteria penting dalam penentuan klasifikasi rumput laut. Rhodophyceae mengandung klorofil a dan d, alfa dan beta karoten, lutein, zeaxanthin, phycobiliprotein, r-phycocyanin, r-phycoerytrin. Phaeophyceae mengandung pigmen klorofil a dan c, alfa dan beta karoten, xantofil, fucoxanthin, flavoxanthin dan violaxanthin. Sementara Chlorophycaea mengandung pigman klorofil a dan b, alfa dan beta karoten, lutein, zeaxanthin, siponoxanthin dan xantofil.

Untuk melakukan penyerapan terhadap cahaya, alga mengembangkan berbagai macam pigmen. Setiap pigmen memiliki tingkat absorpsi yang berbeda terhadap spektrum warna cahaya. Pigmen-pigmen fotosintesis ini diklasifikasikan dalam tiga kelompok utama :

1.                Chlorophyl (Chl) yang dengan kuat mengabsorpsi cahaya biru dan merah, contohnya adalah Chl a (terdapat pada seluruh alga) dan Chl b (terdapat pada alga hijau).
2.                Carotenoid yang mengabsorpsi cahaya hijau dan biru, contohnya adalah Î²-karoten (terdapat pada seluruh alga) dan fucoxanthin (terdapat pada alga coklat) serta xantofil ( terdapat pada alga hijau dan merah). 3.               Phycobilin yang mengabsorpsi cahaya hijau, kuning, dan orange, contoh R-phycoerythrin (terdapat pada alga merah) dan C-phycocyanin (terdapat pada alga biru-hijau). Pigmen-pigmen tersebut merupakan antena bagi alga untuk menangkap energi cahaya

Habitat Rumput Laut




Rumput Laut

Rumput laut adalah tanaman tingkat rendah yang tidak mempunyai akar, batang, serta daun sejati. tumbuhan ini umumnya melekat pada substrat yang berbentuk thallus. Rumput laut juga merupakan gabungan dari beberapa tanaman yang tidak bervaskular dan memiliki pigmen klorofil untuk melakukan proses fotosintesis.
Rumput laut memiliki struktur vegetatif yang tidak sama dengan tanaman tingkat tinggi. Struktur vegetatif rumput laut tidak bisa dibedakan antara daun, batang serta akar. Struktur yang tidak dapat dibedakan ini dikenal dengan sebutan talus.
Talus pada rumput laut ialah multisel serta terdiri dari bentuk dan ukuran yang berbeda. Talus dapat dibedakan menjadi dua bentuk yang umum yakni filamen dan sifon. Kedua bentuk talus ini dapat bervariasi yang nantinya akan mendapatkan bentuk talus yang lebih kompleks. Hal ini juga termasuk filamen ringkas sampai pada bentuk filamen yang lebih besar yang bisa dibedakan antara kepala pelekap, stip serta lamina.


Habitat Rumput Laut

Habitat rumpai laut yaitu disekitar pantai dan diperairan laut serta didalam dasar laut. Maka dari itu, rumput laut juga dapat tumbuh didaerah yang berbatu karang, berlumpur, berpasir, dan juga ada dipermukaan kulit kerang, kayu, pukat dan juga dapat tumbuh diatas rumput laut lain sebagai epifit.
Substrat merupakan tempat bagi rumput laut untuk dapat melekat ketika diterjang oleh arus dan ombak yang kuat. Substrat terdiri dari benda hidup dan juga benda tidak hidup tergantung dari jenis pelekat yang digunakan oleh rumput laut.
Contoh substrat adalah tumbuhan laut, hewan laut, batu karang, atau dasar laut seperti lumpur dan pasir. Penyebaran rumput laut pada suatu habitat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantara yaitu seperti cahaya matahari, saliniti, suhu, interaksi di antara hewan dan tanaman serta ombak dan arus.

Budidaya Rumput Laut

Budidaya Rumput Laut

Proses pembudidayaan dalam tanaman rumput laut yang perlu diperhatian, antara lain sebagai berikut;

Pembiakan Rumput Laut

Rumput laut biasanya  berkembang biak dengan cara menghasilkan spora mikroskopik yang dihasilkan dari organ pembiakan yang cukup jelas dan nyata. Struktur jaringan untuk proses perkembang biakan ini dapat membantu dalam pengelompokan spesimen karena bisa dilihat dengan mata telanjang.
Sel hasil pembiakan yang dihasilkan dari organ pembiakan ini cukup subur. Rumput laut melakukan reproduksi dengan cara seksual dan aseksual. Pembiakan beberapa rumput laut cukup kompleks.

1. Pembiakan Seksual

Pada pembiakan seksual dua individu rumput laut yang berbeda dapat membebaskan dua gamet masing-masing. Gamet-gamet ini dapat membentuk generasi baru yang mengandung sifat genetik dari kedua induknya. Gamet-gamet yang dihasilkan untuk reproduksi terdiri dari berberapa ciri.
Isogami adalah pencampuran dua gamet yang sejenis dari segi ukuran serta bentuk. Jika kedua gamet berbeda dari segi bentuk serta ukuran maka pencampuran antara ovum besar dengan sperma kecil yang bergerak akan bercampur dan disebut juga dengan oogami.

2. Pembiakan Aseksual

Bagi sebagian banyak spesies rumput laut cara pembiakan secara aseksual lebih sering dilakukan dibandingkan dengan pembiakan seksual. Sebagian kecil dari talus yakni butiran talus dapat tumbuh berkembang membentuk individu yang baru.
Terdapat rumput laut yang dapat menghasilkan berbagai jenis spora sebagai alat pembiakan. Spora-spora ini memiliki hambatan yang cukup tinggi terhadap keadaan yang dapat menyebabkan spora dapat tersebar jauh dari indukan asal serta berkecambah pada lingkungan tumbuh yang baru.

Ciri-ciri yang ada pada spora dapat menyebabkan spora memiliki daya tahan yang cukup tinggi yakni dengan bentuk dinding rintang yang berfungsi sebagai pelindungi spora. Beberapa spora memiliki flagelum untuk pergerakan serta dikenal dengan zoospora. Untuk spora yang tidak memiliki flagelum dikenal dengan aplanospora.

manfaat rumput laut

Manfaat Rumput Laut
Kegunaan rumput laut dalam kehidupan manusia di keseharian ini, antara lain;

1. Menurunkan Berat Badan

Sebagian jenis rumput laut seperti rumput laut cokelat terdapat kandungan pigmen fucoxanthin, yang bisa membantu metabolisme tubuh sehingga lemak dapat berubah menjadi energi.
Pernyataan ini diperkuat oleh sebuah penelitian yang telah dipublikasikan oleh Food Chemistry, bahwasanya ditemukan pada alginat atau serat alami yang ada pada rumput laut cokelat bisa membantu kurang lebih 75% untuk menghalangi penyerapan lemak diusus.

2. Mempercepat Penyembuhan Luka

Manfaat rumput laut selanjutnya ialah membantu dalam proses penyembuhan luka. Rumput laut mengandung banyak vitamin K, dan vitamin ini dapat bekerjasama dengan trombosit atau jenis sel yang mampu membentuk gumpalan atau proses pembekuan darah. Vitamin K dapat mengirim sinyal kimia sehingga trombosit akan melakukan penggumpulan darah dan pembekuan, sehingga ketika sedang terluka maka luka tersebut akan cepat berhenti mengalir.

3. Menguatkan Tulang dan Gigi

Rumput laut juga banyak terdapat kalsium. Apabila seseorang mengalami alergi terhadap susu sapi, maka harus dipertimbangkan makanan yang banyak mengandung kalsium. Pada rumput laut dan wakame terdapat lebih dari 60 mg kalsium, atau kurang lebih 6 % dari kebutuhan kalsium harian manusia.
Kurangnya kalsium bisa berdampak negative dalam pembentukan otot dan sel yang bekerjasama dengan sistem saraf.

4. Meningkatkan Energi

Kandungan lain yang ada pada rumput laut ialah zat besi. Manfaat yang bisa didapatkan dari zat besi yakni sebagai alat untuk memproduksi energi yang dibutuhkan untuk proses pembakaran dalam tubuh saat melakukan berbagai kegiatan harian.
Kurangnya zat besi bisa menyebabkan anemia sehingga seseorang bisa menjadi mudah lemas, letih, lemah dan lesu. Dengan begitu maka dapat dilakukan cara menambah asupan zat besi dengan banyak mengkonsumsi rumput laut. Dalam semangkuk rumput laut terdapat 1,1  dan 0,8 mg zat besi.
Dengan memasukkan rumput laut ke dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari bisa membantu seseorang untuk mencukupi kebutuhan 8 mg zat besi harian terutama pada laki-laki, dan 18 mg zat besi pada perempuan.

5. Baik untuk Penderita Diabetes dan Kolesterol

Dalam rumput laut juga terdapat kandungan omega 3 dan asam lemak. Dalam satu lembar rumput laut mempunyai kandungan omega 3 dan asam lemak yang mana kandungannya setara dengan dua alpukat. Manfaat dari omega 3 asam lemak yaitu untuk meningkatkan kolesterol yang baik atau HDL, dan mengurangi kolesterol yang jahat atau LDL.

morfologi Umum Rumput Laut


Morfologi Rumput Laut
Ciri morfologi yang ada dalam rumput laut, diantaranya;

1. Filamen

Filamen berdiri atas sel yang tersusun dan dipisahkan oleh dinding sepunya. Filamen dapat dibagi menjadi dua jenis yakni uniseriat serta multiseriat. Filamen uniseriat merupakan sel-sel yang tersusun dalam satu siri sedangkan untuk filamen multiseriat tersusun atas sel-sel yang lebih dari satu siri.
Filamen didapatkan melalui proses pembagian sel yang dapat menghasilkan daerah percabangan. Melalui proses percabangan ini dapat dihasilkan empat jenis yakni talus filamen yang dapat cabang dengan mudah, heterotrik, parenkima serta pseudoparenkima.

2. Sifon

Ciri sifon dapat dilihat dari alga hijau yang mana perkembangan dapat berlaku pada jasad dengan tidak menghasilkan dinding pemisah atau septum untuk membentuk jasad multinukleus. Lain halnya dengan  septum ini hanya dapat ditemkan pada saat pembentukan organ pembiakan. Contohnya seperti alga yang memiliki ciri sifon yaitu divisi Siphonales seperti Caulerpa serta Codium.


Jenis-Jenis Hard Coral


Jenis-Jenis Hard Coral

1. Acropora Cervicurnis

Acropora Cervicornis
·         Jenis terumbu karang ini bisa hidup pada kedalaman 3-15 m dari atas permukaaan laut.
·         Terumbu ini berbentuk seperti pipa kecil yang ada di dalam laut. koloni terumbu ini dapat berkumpul hingga beberapa meter. Terumbu ini tersusun dari cabang- cabang dan membentuk terumbu karang yang lebat, serta cabang- cabang yang silindris.. Aksial koralit dari terumbu karang ini dapat dibedakan.
·         Memiliki kemiripan dengan terumbu karang Acropora Prolifera.
·         Terumbu karang ini biasanya berwarna coklat muda.
·         Hidup pada perairan yang jernih serta tidak berpolusi.  Serta tumbuh di bagian atas lereng atau lagun dangkal yang jernih serta di tengah- tengah karang. Terumbu karang ini banyak di jumpai di perairan Indonesia, Jamaika Serta kepulauan Cayman.
2. Acropora Elegantula

Acropora Elegantula
·         Terumbu karang ini hidup pada kedalaman 3-15 m dari atas permukaan laut.
·         Terumbu karang ini berbentuk seperti semak dan berbentuk melebar. Cabang dari terumbu karang ini berbentuk horizontal yang menyabar serta tipis. Serta aksial koralit yang terlihat jelas. Saat terkena arus laut, terumbu karang ini akan bergerak dengan sangat lembut, seperti sedang menari akibat dari ukuran cabang yang hampir seragam.
·         Terumbu karang ini berwarna abu- abu, dengan warna ujungnya akan semakin berwarna muda.
·         Terumbu karang ini memiliki kesamaan dengan Acropora Aculeus
·         Terumbu karang ini mudah ditemukan pada perairan dangkal. Selain Indonesia, terumbu karang ini dapat ditemukan di Sri Langka.

3. Acropoda Micropthalma

Acropora Micropthalma
·         Terumbu karang ini bisa hidup pada kedalaman 3-15 m dari atas permukaan laut.
·         Terumbu karang ini berbentuk melebar serta pipih, dengan luas bisa mencapai 2 m.
·         Tarumbu ini biasanya hanya terdiri dari 1 spesies, terdiri dari satu koralit kecil, yang membentuk satu terumbu karang. koralit kecil ini biasanya berjumlah banyak dengan ukuran yang sama.
·         Memiliki kemiripan dengan Acropora Copiosa, Acropora Parilis, dan Acropora Horrida.
·         Dapat ditemukan pada perairan yang keruh, serta lagun yang berpasir. Selain itu, dapat ditemukan pada perairan dangkal dan di atas karang. Selain di Indonesia, terumbu karang ini bisa di jumpai di Australia dan Papua.

4. Acropora Millepora

Millepora
·         Terumbu karang ini hidup pada kedalaman 3-15 m.
·         Berbentuk bantalan dengan cabang yang pendek dan gemuk serta dengan ukuran yang sama. terumbu karang ini ada kemiripan dengan Acropora Aspera. Yang membedakan adalah radial koralit yang rapat serta aksial koralit yang terpisah- pisah.
·         Terumbu karang ini biasanya berwarna hijau, merah, biru, atau jingga.
·         Terumbu karang ini memiliki kemiripan dengan Acropora Covexa, Acropora Aspera dan Acropora Pulchra.
·         Mudah ditemukan pada perairan yang dangkal serta tidak berpolusi. Selain di Indonesia, terumbu ini juga ditemukan di Filipina dan Australia

5.  Acropora Humilis

Acropora Humillis
·         Terumbu karang ini hidup pada kedalaman 1-7 m
·         Berbentuk bercabang- cabang. Cabang- cabang dari terumbu karang ini berbentuk tebal. Memiliki koralit yang besar, dan memiliki rdial koralit dengan dua ukuran.
·         Terumbu karang ini juga desebut sebagai karang bercabang. Akibat dari bentuk karang yang bercabang- cabang.
·         Memiliki kurimbosa dengan warna ungu atau merah muda. Tapi warna yang sering di jumpai adalah krem, coklat, atau biru.
·         Hidup disekitar terumbu yang datar, selain itu juga bisa ditemukan pada lereng karang. Jenis terumbu karang ini banyak ditemukan pada perairan indonesia dan tersebar mulai dari laut merah hingga America Tengah dan Indo- Pasifik.

6. Acropora Hyacinthus

Acropora Hyacinthus
·         Terumbu ini hidup pada kedalaman 15-35 m
·         Berbetuk seperti piring dengan cabang yang tipis. Terumbu karang ini termasuk terumbu karang yang mudah rapuh. Koralit dari terumbu karang ini berbentuk mangkok, dengan bagian yang melebar.
·         Terumbu ini berwarna coklat, hijau, merah muda, abu- abu, dan biru.
·         Memiliki kemiripan dengan Acripora Cytherea.
·         Terumbu karang ini juga disebut sebagai karang meja. Hal ini karena bentuknya yang lebar seperti meja.
·         Dapat ditemukan disekitar lereng karang atau perairan yang dangkal. Selain di Indonesia, terumbu karang ini banyak dijumpai di Australia

7. Sidesratra Sidereal

Siderastrea Sidereal
·         Terumbu karang ini hidup pada kedalaman 7-14 m
·         Pada beberapa kesempatan karang ini juga sering ditemukan berada di atas ketinggian 1 meter dari permukaan laut.
·         Terumbu karang ini membentuk koloni yang menyerupai batu bulat dan besar. Koloni terumbu karang ini bisa tersebar hingga beberapa meter. Beberapa terumbu karang ini berbentu sedikit lebih pipih dari biasanya.
·         Terumbu karang ini biasanya berwarna coklat atau abu- abu. warna dari terumbu karang ini biasanya seragam
·         Berada di perairan jernih dan bebas dari polusi. Selain di Indonesia, jenis terumbu karang ini banyak ditemukan di laut karibia.

8. Montipora Danae

Montipora Danae
·         Terumbu karang ini hidup pada kedalaman 3-15 m dari permukaan laut.
·         Berbentuk plat datar seperti kubah dengan koralit yang kecil. Selain itu, terumbu ini ada berbentuk seperti piring yang terbalik.
·         Terumbu karang ini berwarna coklat muda, ungu atau terkadang berwarna sangat cerah.
·         Terumbu karang ini memiliki kemiripan dengan MontiporaVerrucosa dan Montipora Palawanensis.
·         sifat dari terumbu karang ini tidak menjadi benalu bagi terumbu karang yang lain. Akan tetapi, terumbu karang ini memiliki kemampuan untuk tumbuh dengan sangat cepat. Sehingga mengambil banyak tempat di akuarium.
·         Dapat di temukan hidup di sekitar lereng karang bagian atas atau lagun yang jernih. selain di Indonesia, terumbu karang ini banyak ditemukan di Papua Nugini, Filipina, Jepang, hingga Madagaskar.

9. Montipora Aquituberculata

Montipora Aquituberculata
·         Terumbu ini hidup pada kedalaman 3-15 m
·         Berbentuk seperti corong dengan lapisan yang bersusun- susun. Terumbu karang ini terdiri dari koralit dengan dikelilingi papila yang tebal. Terumbu karang ini lama kalamaan akan mengerak sehingga tersusun menjadi seperti corong.
·         Terumbu Karang ini memeliki kemiripan dengan MontiporaPeltiformis.
·         Terumbu ini berwarna coklat atau jingga
·         Dapat di temukan hidup pada perairan dangkal dengan banyak karang. Daerah pesebarannya selain di Indonesia sama dengan Montipora Danae, yaitu Filipina Jepanng hingga ke Madagaskar. Akan tetapi, terumbu karang ini juga bisa ditemukan di Australia.

10. Acropora Grandis

Acropora Grandis
·         Terumbu ini hidup pada kedalaman 3-15 m
·         Semakin dalam lokasi terumbu ini maka cabang akan semakin panjang dan terbuka. semakin dangkal, maka cabangnya akan semakin pendek.
·         Terumbu ini berwarna coklat, merah muda, biru, atau hijau. Pada ujungnya, warna akan semakin muda.
·         Dapat ditemukan hidup pada lereng karang bagian atas. Memiliki persebaran yang sama dengan Montipora Danae. yaitu Indonesia, Filipina, Jepang, hingga Madagaskar. selain itu, jenis terumbu karang ini tersebar hingga Indo- Pasifik. Terumbu karang ini banyak tumbuh di daerah yang beriklim tropis.