Sabtu, 21 Desember 2019

INTERAKSI TERUMBU KARANG DENGAN IKAN (PENGARUH PAPARAN SEDIMENTASI PADA INTERAKSI IKAN BADUT DAN ANEMON)


PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
           Ikan Badut (Amphiprion percula) dan Anemon merupakan dua organisme yang hidup di laut. Kedua Organisme memiliki hubungan atau interaksi yang saling berkaitan dimana ikan badut hidup dan berkembang biak di Anemon tersebut. Dalam interaksi tersebut terdapat tanda-tanda(semiotik) keberlangsungan hidup mereka seperti perkembangbiakan ikan badut (Amphiprion percula) yang berjalan baik pasti dikarenakan karena kondisi anemon yang masih baik pula, begitu pun lama dari hidup ikan badut itu sendiri dipengaruhi oleh anemon laut. Dalam Jurnal ini dibahas mengenai pengaruh anemon yang terpapar sedimentasi terhadap morfologi ikan badut (Amphiprion percula) di Pantai Barrier Reef.
           Pantai Barrier Reef merupakan suatu tempat di Australia yang memiliki karang yang sangat panjang dan luas, barrier reef terdiri dari lebih 3000 karang dan 900 pulau yang membentang sepanjang 2.600 Km, dengan panjang dan luas seperti itu Barrier Reef memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah salah satunya adalah Ikan Badut(Amphiprion percula) dan Anemon Laut. Namun, habitat dan keanekaragaman hayati di Pantai ini dapat rusak, salah satu penyebabnya adalah terjadinya sedimentasi.
           Sedimentasi adalah pengendapan material seperti pasir yang terbawa oleh air, angin maupun gletser. Sedimentasi pada terumbu karang biasanya terjadi karena beberapa hal, seperti tsunami, pelapukan coral, maupun eksploitasi alam. Sedimentasi ini dapat menyebakan terganggunya ekosistem terumbu karang, salah satunya pada interaksi antara ikan badut dan anemon.

1.2.Tujuan
      Tujuan dari penelitin ini adalah untuk mengetahui dampak sedimentasi pada interaksi antara ikan badut dan anemone serta tanda tanda yang dialami.

ANEMON LAUT
Anemon lau merupakan hewan yang berasal dari kelas Anthazoa yang banyak dijumpai pada daerah terumbu karang yang dangkal dan jarang dijumpai pada daerah terumbu karang yang memiliki persentase tutupan karang batunyya relative tinggi. Anemon merupakan habitat dari ikan badut yang yang melakukan hubungan simbiosis mutualisme (Farianti, 2016).
Anemon laut adalah binatang invertebrata yang tidak memiliki tulang belakang atau tidak memiliki skeleton pada seluruh tubuhnya. Anemon merupakan hewan predator yang tampak seperti bunga, memiliki berbagai bentuk, ukuran, dan warna. Tubuhnya radial semetrik, columnar dan memiliki satu lubang mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Tentakel dapat melindungi tubuhnya terhadap serangan predator lain dan dapat pula digunakan untuk menangkap makanannya. Anemon laut biasanya memiliki ukuran diameter tubuh 1-4 inchi, tetapi beberapa anemon ada juga yang dapat tumbuh mencapai diameter tubuh 6 kaki (1,8 m). Anemon laut tergolong binatang yang dapat memakan binatang apa saja yang hidup di laut, namun ia lebih bersifat karnivora (Farianti, 2016).
 Anemon laut merupakan salah satu jenis karang dari Filum Cnidaria dan klasifikasinya tersaji pada tabel berikut:
TINGKATAN
NAMA
KINGDOM
:Animalia
FILUM
:Cnidaria
KELAS
:Anthozoa
ORDO
:Actinaria
SUB ORDO
:Myantheae
FAMILI
:Stichodactylidae
GENUS
:Stichodactyla
SPESIES
:Stichodactyla gigantea
Anemone laut dapat beroproduksi secara seksiual dan aseksual. Dalam prouksi seksual jantan akan  melepaskan sperma untuk merangsang betina melepaskan telur dan terjadilah pembuahan. Sedangkan dengan cara aseksual, menggunakan cara tunas, pembelahan biner, pedal laseri diman potongan-potongan kecil akan beregenerasi menjadi individu baru (Farianti, 2016).

Ikan Badut (Amphiprion percula)
Klasifikasi ikan badut (Amphiprion percula) menurut Michael (2008), adalah sebagai berikut:
Kingdom      : Animalia
Filum            : Chordata
Subfilum       : Vertebrata
Superkelas    : Osteichthyes
Kelas            : Actynopterygii
Subkelas       : Neopterygii
Ordo             : Perciformes
Subordo        : Labroidei
Famili           : Pomacentridae
Genus           : Amphiprion
Spesies          : Amphiprion percula

Ikan Badut merupakan ikan berukuran kecil yang tinggal bersama anemon laut yang memiliki warna oranye dengan tiga garis putih pada bagian tengah tubuhnya dan memiliki lingkarang hitam pada siripnya. Sisik ikan badut relative besar dengan sirip dorsal yang unik. Iakn badut dapat ditemukan pada kedalaman 1 -12 m pada perairan tropis. Beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi dan arah distribusi dari ikan badut adalah jumlah larva, ketersediaan anemon laut, faktor-faktor hidrografi dan adanya daratan penghalang. Kelompok ikan ini hiup pada habitat yang sesuai dengan anemone laut. Habitat ikan badut (Amphiprion percula) berada di antara tentakel-tentakel anemon. Hubungan antara ikan badut dan anemon adalah simbiosis mutualisme, sehingga ikan ini juga dikenal sebagai ikan anemone (Arum, 2006).
Ikan badut merupakan ikan omnivora yang mengkonsumsi zooplankton, invertebrata kecil (crustacean) dan parasit yang melekat pada tubuh anemon serta alga. Ikan badut biasanya menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mencari makan, bermain, dan berpasangan. Kebiasaan dari ikan badut yaitu mencari makan di siang hari (diurnal). Waktu yang digunakan dalam mencari makan tiap jenis ikan badut tidak sama. Salah satu contohnya yaitu Amphiprion chrysopterus menghabiskan kurang lebih 90% waktunya untuk makan dan berenang (Arum, 2006).

Simbiosis Anemon yang Terjadi
Ikan badut dan anemone hidup dengan cara bersimbiosis, adapun simbiosis yang digunakan adalah simbiosis mutalisme. Dalam simbiosis ini, ikan mendpat proteksi atau  perlindungan dan memakan material non metabolic yang dikeluarkan oleh anemone. Di sisi lain, anemone dibersihkan dan dilindungi oleh predator oleh ikan simbionnya. (Lubis, 2013). Keuntungan yang diperoleh oleh ikan dari hubugan simbiosis ini adalah perlindungan, ikan badut akan segera berlindungan di antara tentakel – tentakel anemone jika merasa terganggu ataupun ada serangan dari prodator. Tentakel anmon dapat membunuh ikan lain yang menyentuhnya, namun ikan badut mampu memanfaatkan racun tersebut sebagai pertahanan tubuhnya. Sebaliknya, ikan badut akan membantu membersihkan anemone dari kotoran yang kemungkinan dapat menjadi prodator bagi anemone tersebut. selain itu anemone juga bisa menjdapat makanan dari ikan badut (Arum, 2006). Semua ikan badut hidup bersimbiosis mutualisme dengan anemon tertentu. Dalam simbiosis ini ikan mendapat proteksi dan memakan material non-metabolik yang dikeluarkan oleh anemone (Randal dan Fautin, 2002).

Hubungan jenis anemon dengan jenis ikan badut yang bersimbiosis di sebuah perairan menurut (Farianti, 2016) yaitu :
1.      Heteractis crispa dengan Amphiprion ocellaris;
2.      Heteractis crispa dengan Amphiprion percula;
3.      Heteractis magnifica dengan Amphiprion ocellaris;
4.      Heteractis magnifica dengan Amphiprion percula;
5.      Heteractis magnifica dengan Amphiprion sandaracinos;
6.      Cryptodendrum adhaesivum dengan Amphiprion clarkii;
7.      Entacmaea quadricolor dengan Amphiprion frenatus.


Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat pada sampel larva ikan. Dilakukan pemeliharaan eksperimen yaitu larva ikan Badut yang terkena dampak sedimentasi sebagai sampel dan ikan Badut yang hidup di perairan air bersih sebagai control. Dilanjutkan dengan pembuatan preparat dari insang ikan Badut yang terkena dampak sedimentasi dan ikan Badut yang hidup diperairan bersih. Dilanjutkan dengan metode analisis morfologi insang  serta analisis statistik data morfologi yang bertujuan untuk menganalisis jarak difusi oksigen, perubahan insang, lebar sistem sel pilar, ketebalan filamen, dan produksi lendir.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Sedimentasi yang terjadi pada perairan Great Barrier Reef ini menyebabkan kerusakan pada ekosistem terumbu karang. Secara lebih spesifik, sementasi dapat menutupi sebagian bahkan hampir seluruh tubuh dari anemon. Penumpukan sedimen pasir ada anemon ini dapat menyebkan kerusakan pada tubuh anemon akibat dari peristiwa Bleaching. Bleaching ini terjadi karena matinya zooxanthellae yang bersimbiosis dengan anemon dalam menghasilkan sumber nutrisi. Peristiwa ini di tandai dengan perubahan warna pada anemon menjadi warna putih.
Selain mengganggu metabolisme tubuh dari anemon itu sendiri. Sedimentasi ini berdampak negatif bagi ikan badut yang hidup di anemon tersebut. Ikan badut bersimbiosis dengan anemon laut sehigga ikan ini akan hidup, bereproduksi, serta menjaga diri dan larvanya dari predator sangat bergantung pada anemon. Jika anemon terkena sedimentasi maka ikan badut dan larva-larvanya akan terpapar partikel-partikel sedimen tersebut. Paparan sedimen pada larva ikan badut dapat menyebabkan perubahan morfologi insang pada ikan badut sehingga perkembangbiakan ikan badut menjadi ternganggu, begitu pula terhadap lama hidup dari ikan badut(Amphiprion percula) ini menjadi singkat.
Hal tersebut karena terjadi ganguan berupa penghambatan sinyal berupa isyarat visual dan kimia pada pertumbuhan larva ikan. Setelah dilakukan analisis pada preparat dari insang larva ikan badut, di dapati bahwa terjadi penebalan pada jaringan epitel  pada insang ikan badut yang terpapar sedimentasi. Penebalan jaringan epitel ini sebagai bentuk adaptasi morfologis ikan badut untuk melindungi organ dalam dari insang ikan dari partikel sedimen.
 Namun, penebalan jaringan epitel ini menyebabkan terganggunya proses difusi udara/oksigen saat proses pernafasan. Dari hasil analisis, kemampuan difusi oksigen pada ikan badut yang hidup di perairan bersih, 56% lebih besar daripada ikan badut yang terdampak sedimentasi. Sehingga oksigen yang diangkut darah untuk sebarkan ke seluruh tubuh ikan badut terpapar sedimen  menjadi terganggu dan tubuh ikan mengalami kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen ini dapat menyebabkan terjadinya stres pada setiap sel tubuh yang berdampak pada gangguan proses metabolisme di dalamnya dan dapat berujung pada kematian ikan badut tersebut.
Perubahan morfolgi pada insang ikan badut juga ditandai dengan adanya pertumbuhan bakteri yang berbeda dengan normal flora ikan badut yang hidup di perairan bersih dan tidak bersedimentasi. Pada ikan badut yang terpapar partikel sedimen, didapati bakteri yang didiindikasikan bersifat patogen. Namun begitu, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai bakteri tersebut.


 KESIMPULAN

Sedimentasi berupa penumpukan sedimen pasir pada anemon laut berdampak negatif pada kelangsungan hidup ekosistem termbu karang, termasuk interaksi antara anemon dan ikan badut. Sedimentasi dapat menyebabkan kerusakan pada anemon akibat matinya zooxanthellae. Sedimentasi juga dapat menyebabkan kematian pada ikan badut karena kerusakan organ yang terpapar partikel sedimen. Oleh karena itu, pada larva ikan badut yang terkena sedimen, didapati perubahan morfologi insang yang bertujuan untuk melindungi organ dalam tubuh ikan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar