KELIMPAHAN, SEBARAN DAN
HABITAT RUMPUT LAUT BERKHASIAT SEBAGAI OBAT
Dari berbagai
jenis rumput laut yang terdapat di seluruh dunia yang berkhasiat sebagai obat,
ternyata beberapa marga di antaranya merupakan marga yang terdapat umum tumbuh
dan tersebar luas di perairan laut Indonesia. Marga-marga tersebut antara lain
adalah Acanthophora, Gracilaria, Gelidium, Hypnea, Sargassum, Codium, Halimeda
dan Ulva. Rumput laut tersebut umumnya tumbuh menempel pada batu di perairan
pantai pasang-surut termasuk di daerah terumbu karang, kecuali Codium dan
Caulerpa yang dapat tumbuh pula pada beberapa substrat selain batu misalnya
pasir dan lumpur di daerah yang agak terlindung. Stylophora yang diinformasikan
sebagai obat penyakit jantung terdapat pula di peraiaran laut Indonesia
niisalnya di Kepulauan Seribu. Sementara itu Ulva yang berkhasiat untuk obat
darah tinggi dapat dijumpai di Bali dan di Cilurah. Pertumbuhan Stylophora
tersebut umumnya sebagai "tumbuhan bawah" di daerah Sargassum,
sedangkan Ulva selain tumbuh menempel pada batu sebagai penempel pada rumput
laut lainnya.
Karena Ulva
umumnya memiliki thaflus yang berupa lembaran tipis dan kurang kuat menempel
pada substratnya maka ia sering dijumpai terdampar di pantai. Kelimpahan
beberapa jenis rumput laut tersebut di atas menurut kepadatan biomassanya.
Biomassa pada rumput laut berkaitan erat dengan sifat substansi thallinya. Jenis-jenis
yang niempunyai substansi thallus agak padat dan keras seperti pada Halimeda
dan Gracilaria, umumnya niempunyai kepadatan biomassa yang tinggi dibandingkan
dengan jenis-jenis yang thallinya bersifat ringan dan lunak seperti pada
Hypnea, Ulva dan Dictyota yang umumnya berkepadatan biomassa rendah walaupun
kelimpahan individunya tinggi (Atmadja, 1985).
Algae bentik
yang berukuran makro yang di Indonesia biasa disebut rumput laut,
pemanfaatannya sebagai bahan makanan dan industri sudah banyak dilakukan di
Indonesia. Beberapa jenis penghasil agar seperti Gracilaria spp. dan Gelidium
spp. dan penghasil karaginan yaitu Eucheuma spp. telah banyak diproduksi di
Indonesia baik dari sediaan alami maupun dari budidaya. Produksi rumput laut
tersebut dewasa ini kebanyakan dipergunakan untuk bahan baku industri agar
dalam negeri dan untuk bahan dagangan ekspor. Sebagian kecil produksi rumput
laut yang lainnya antara lain Hypnea spp.,
Caulerpa spp. dan Ulva spp. dipergunakan sebagai
bahan makanan manusia dan ternak
secara lokal. Beberapa jenis rumput laut dari berbagai marga telah diketahui
berkhasiat sebagai obat. Sebagian besar di antaranya terdapat di Indonesia. Di
Indonesia sendiri sebenarnya pemanfaatan rumput laut sebagai obat, telah
terungkap sejak lama. Beberapa jenis rumput laut di Indonesia yang dapat
dipergunakan sebagai obat. Namun karena penelitian, pengolahan dan minat ke
arah itu belum berkembang di Indonesia, maka pemanfaatannya sampai saat ini
masih sangat terbatas.
Rumput laut dari
jenis-jenis Acanthophora spicifera, Padina spp. dan Hypnea spp, selain dapat
tumbuh di dasar perairan, dapat juga tunibuh sebagai penempel pada benda-benda
lain di laut misalnya pada tiang-tiang kayu, bambu dan beton. Dengan demikian
menunjukkan bahwa" runiput laut tersebut niempunyai daya penyebaran spora
yang luas dengan daya tahan hidup yang tinggi serta daya lekat yang kuat dan
cepat pada berbagai substrat sehingga mudah tumbuh dengan berlimpah. Hal ini
akan mempermudah dalam perolehan produksi dan pengembangannya apabila suatu
saat dibutuhkan. Sebaliknya untuk rumput laut jenis lain seperti Gracilaria,
Gelidium, Sargassum, Halimeda, dan Caulerpa jarang dijumpai sebagai penempel.
Untuk pengembangan produksinya apabila rumput laut jenis tersebut dibutuhkan
dalam jumlah besar, tentunya harus diupayakan melalui budidaya dengan
teknik-teknik tertentu. Misalnya untuk Gracilaria dapat ditanam dengan sistem
rakit apung dan lepas dasar di perairan pantai dan tambak. Kecepatan tumbuh
berat rata-rata hariannya dapat mencapai 4% di perairan pantai atau goba
(lagoon) dan 3% di perairan tanibak (Sulistijo 1985).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar