RUMPUT LAUT SEBAGAI
OBAT
Indonesia
termasuk negara yang memiliki keanekaragaman jenis rumput laut yang lebih
tinggi dibandingkan dengan negara lain. Namun, dari kekayaan keragaman rumput
laut tersubut, hanya sebagian kecil yang telah diteliti potensinya sebagai obat.
Padahal menurut Soegiarto et al. (1978) n beberapa jenis rumput laut yang
berkhasiat sebagai obat alami yang efektif dimana kurang lebih 20 genus yang
telah diketahui terdapat di Indonesia terdaftar sebagai sumber obat-obatan dan
bernilai ekonomis.
Beberapa genus
dari rumput laut tersebut yang disebutkan sebagai obat untuk meningkatkan kesuburan,
anti tumor, penyakit jantung dan menurunkan darah tinggi yaitu genus
Acanthophora, Hypnea, Dictyopteris, Sargassum, Stylophora dan Ulva adalah
terdapat juga di Indonesia. Acanthophora spicifera, mengandung ekstrak
"petroleum-ether" dan khloroform. Dari kedua ekstrak tersebut dapat
diisolir senyawa kimia; sterol, kolesterol, asam lemak, stearik, palmitik,
behemik (C22), asam arakhidik (C2O) dan methyl palmitat. Disebutkan juga bahwa
rumput laut jenis ini mempunyai kemampuan aktivitas anti mikroba "in
vitro" terhadap S. aureus, C. albicans dan M. Smegmates. Beberapa jenis dari algae merah mengandung sterol dalam
bentuk ergosterol, desmosterol, cholesterol, campesterol dan enol. Rumput laut
tersebut umumnya mengandung cholesterol dengan kadar sterol yang bervariasi. Kandungan
desmosterol Rhodymenia palmata misalnya berkisar antara 30,6 - 97,2 % dari
total sterol dan ini tergantung musim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar