Rabu, 25 Desember 2019

RUMPUT LAUT SEBAGAI OBAT


RUMPUT LAUT SEBAGAI OBAT

Indonesia termasuk negara yang memiliki keanekaragaman jenis rumput laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain. Namun, dari kekayaan keragaman rumput laut tersubut, hanya sebagian kecil yang telah diteliti potensinya sebagai obat. Padahal menurut Soegiarto et al. (1978) n beberapa jenis rumput laut yang berkhasiat sebagai obat alami yang efektif dimana kurang lebih 20 genus yang telah diketahui terdapat di Indonesia terdaftar sebagai sumber obat-obatan dan bernilai ekonomis.

Beberapa genus dari rumput laut tersebut yang disebutkan sebagai obat untuk meningkatkan kesuburan, anti tumor, penyakit jantung dan menurunkan darah tinggi yaitu genus Acanthophora, Hypnea, Dictyopteris, Sargassum, Stylophora dan Ulva adalah terdapat juga di Indonesia. Acanthophora spicifera, mengandung ekstrak "petroleum-ether" dan khloroform. Dari kedua ekstrak tersebut dapat diisolir senyawa kimia; sterol, kolesterol, asam lemak, stearik, palmitik, behemik (C22), asam arakhidik (C2O) dan methyl palmitat. Disebutkan juga bahwa rumput laut jenis ini mempunyai kemampuan aktivitas anti mikroba "in vitro" terhadap S. aureus, C. albicans dan M. Smegmates. Beberapa jenis dari algae merah mengandung sterol dalam bentuk ergosterol, desmosterol, cholesterol, campesterol dan enol. Rumput laut tersebut umumnya mengandung cholesterol dengan kadar sterol yang bervariasi. Kandungan desmosterol Rhodymenia palmata misalnya berkisar antara 30,6 - 97,2 % dari total sterol dan ini tergantung musim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar