Minggu, 22 Desember 2019

Kerusakan Terumbu Karang di Indonesia


Kerusakan Terumbu Karang di Indonesia

Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat peka dan sensitif. Jangankan dirusak, hanya diambil sebuah pun keutuhannya akan terganggu hal ini disebabkan oleh adanya saling ketergantungan antara ribuan makhluk yang ada di dalam terumbu karang tersebut. Proses terciptanya pun tidak mudah, dibutuhkan waktu berjuta-juta tahun hingga terbentuk secara utuh. Diperkirakan terumbu karang di Indonesia terbentuk sejak 450 tahun silam Dalam kajian ekologi hewan, terumbu karang tersusun atas hewan-hewan karang yang menujukkan respon yang sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan yang dimaksud antara lain kecepatan arus, suhu, dan intensitas cahaya. Oleh karena itu, apabila terjadi kerusakan pada terumbu karang akan berpotensi menimbulkan kerusakan pada lingkungannya.

Perbedaan kondisi terumbu karang memiliki kaitan erat dengan kondisi lingkungan masing- masing wilayah. Wilayah tengah dan timur memiliki kondisi terumbu karang yang lebih baik karena merupakan jalur Arus Lintas Indonesia (Arlindo) di mana arus yang berasal dari Pasifik membawa banyak larva dan kaya akan nutrien. Hal ini akan membuat daerah-daerah yang dilalui mempunyai keanekaragaman yang tinggi dan kondisi habitat yang baik.

Kerusakan terumbu karang yang terjadi di Indonesia sangat memprihatinkan mengingat pembentukan terumbu karang memerlukan waktu yang sangat lama. Sebagaimana informasi dari COREMAP-CTI tentang terumbu karang, bahwa hewan karang mampu membentuk zat yang keras dari zat kapur yang disebut sebagai karang. Hewan karang merupakan pembentuk utama ekosistem terumbu karang, berukuran sangat kecil, disebut polip, yang dalam jumlah ribuan membentuk koloni yang dikenal sebagai karang (karang batu atau karang lunak) atau koral. Proses pembentukan sebuah koloni memakan waktu yang sangat lama, dan untuk bisa membentuk suatu ekosistem terumbu karang akan memakan waktu sampai ribuan tahun. Walaupun terlihat sangat kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh dan mudah hancur.
Penurunan kualitas maupun jumlah terumbu karang di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor. Kerusakan terumbu karang dapat disebabkan oleh penangkapan ikan-ikan di laut dengan bahan peledak maupun bahan kimia, pelemparan jangkar kapal yang dapat merusak struktur terumbu karang, pencemaran air laut dan eksploitasi terumbu karang untuk keperluan manusia. Penyebab lain yaitu kerusakan hutan mangrove sehingga terjadi sedimentasi yang akan mengurangi intensitas cahaya matahari di wilayah terumbu karang, serta pemanasan global yang mengakibatkan terumbu karang mengalami pemutihan hingga akhirnya mati. Perkembangan sektor pariwisata juga mendorong kerusakan terumbu karang.
Menanggapi kondisi terumbu karang yang semakin lama semakin menurun kualitas maupun kuantitasnya, maka upaya konservasi terumbu karang perlu ditingkatkan dalam rangka memperbaiki dan menjaga kelestarian terumbu karang. Berdasarkan sudut pandang ekologi hewan, upaya konservasi yang dipandang tepat salah satunya dengan meningkatkan jumlah populasi karang dan meningkatkan jumlah ikan-ikan karang. 
Peningkatan populasi karang dapat dilakukan dengan membiarkan benih karang yang menempel pada permukaan benda yang bersih dan halus dengan pori-pori kecil untuk berlindung, transplantasi karang untuk menambah migrasi, serta mengurangi tingkat kematian karang dengan meminimalisir ancaman kerusakan akibat aktivitas manusia. Sedangkan peningkatan jumlah ikan karang dilakukan dengan meningkatkan ikan herbivora dan merehabilitasi padang lamun sebagai pelindung bagi ikan-ikan kecil. Gangguan manusia terhadap terumbu karang sangat menentukan kondisi terumbu karang itu sendiri. 
Penggunaan alat tangkap yang merusak dan peningkatan pencemaran memperburuk kondisi terumbu karang. Frekwensi pemutihan karang yang semakin rapat juga menambah potensi ancaman pada kondisi terumbu karang. Akibat kematian karang, biota penghuni karang seperti ikan kerapu dan ikan karang sebai bahan pangan pun ikut menghilang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar